Trik Membuat Landasan Teori
Salah satu jenis karya ilmiah yang paling akrab di kalangan mahasiswa
adalah tugas akhir atau skripsi. Menulis skripsi selalu dianggap sebagai cobaan
terberat dalam hidup. Salah satu bab dalam skripsi adalah Bab II yang diberi
judul “Landasan Teori” atau “Tinjauan Pustaka”. Secara substantif, bablandasan teori ini minimal berisi dua
subbab, yaitu kajian teoretis dan kajian empiris.
Landasan teori sangat penting dalam sebuah penelitian, terutama penulisan
skripsi. Peneliti tidak bisa mengembangkan gejala sosial yang ditemui di
lapangan jika tidak ada acuan atau rujukan dari landasan teori yang
mendukungnya. Ibarat rumah, jika tidak dibangun dengan fondasi yang kuat, tidak
akan kokoh bangunannya. Demikian juga halnya dengan tongkat bagi para manula
yang dijadikan sebagai penopang ketika berjalan, begitulah landasan teori bisa
digambarkan dalam penelitian atau karya ilmiah.
Landasan Teori – Pentingnya Landasan Teori
dalam Karya Ilmiah
Landasan teori dalam sebuah karya ilmiah atau penelitian sangatlah penting.
Penelitian dan metode yang digunakan tidak akan berjalan dengan baik jika tanpa
ada landasan teori. Peneliti juga tidak bisa membuat pengukuran atau tidak
memiliki standar alat ukur jika tidak ada landasan teori. Sama halnya dengan
anak ayam yang kehilangan induknya, serta-merta kehilangan pegangan dan
mengakibatkan anak-anak ayam tersebut berpencar saling mencari.
Landasan teori yang digunakan dalam sebuah karya ilmiah atau penelitian
juga ada aturannya. Tidak semua karya ilmiah atau penelitian memandang penting
landasan teori. Penggunaan landasan teori disesuaikan dengan metode penelitian
yang digunakan oleh peneliti untuk membedah fenomena yang sedang ditelitinya.
Dalam ranah penelitian, kita mengenal ada beberapa metode penelitian, di
antaranya adalah metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian
kualitatif. Kedua metode penelitian ini memiliki pandangan yang berbeda
mengenai landasan teori.
Dalam metode penelitian kuantitatif, landasan teori sangatlah penting,
karena penelitian yang dilakukan berangkat dari teori yang ada. Oleh karena
itu, landasan teori dalam metode penelitian kuantitatif sangat penting, bahkan
menjadi jiwa dari penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti. Jika tidak
menggunakan landasan teori, penelitian yang dilakukan akan pincang, bahkan
tidak berfungsi sama sekali. Hal itu juga bisa membuat peneliti tidak bisa
mengidentifikasi dan menjabarkan operasionalisasi variabel penelitian.
Berbeda dengan metode penelitian kualitatif, landasan teori tidak sebegitu
penting seperti metode kuantitatif. Landasan teori dalam metode
kualitatif ini dipandang sebagai pegangan atau tongkat yang membantu peneliti
berjalan. Jika peneliti membutuhkan tongkat karena tersandung, landasan teori
bisa digunakan, namun jika peneliti bisa berjalan dengan baik, landasan teori
belum bisa digunakan. Namun bukan berarti metode penelitian kualitatif tidak
memerlukan landasan teori sama sekali. Landasan teori hanya sebagai pegangan
bukan sebagai acuan atau rujukan.
Fungsi Landasan Teori dalam Karya Ilmiah
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa landasan teori diperlukan
untuk membuat sebuah karya ilmiah atau penelitian. Tetapi, landasan teori itu
berfungsi atau tidak tergantung dari metode penelitian yang digunakan oleh
peneliti. Bagi metode penelitian kuantitatif jelas sekali membutuhkan landasan
teori, karena teori sebagai dasarnya atau sumbernya, sedangkan bagi merode
penelitian kualitatif kebutuhan landasan teori sifatnya relatif. Namun, tetap
saja keduanya tidak bisa menghindari landasan teori.
Ibarat masakan tanpa garam, penelitian juga akan terasa hambar jika tidak
ada landasan teori. Pada prinsipnya tujuan akhir dari penelitian yang dilakukan
adalah untuk menguji teori atau mengembangkan teori. Bila tujuan akhir
penelitian dilakukan untuk menguji teori jelas memerlukan landasan teori,
tetapi jika tujuan akhir penelitian dilakukan untuk mengembangkan teori, teori
diperlukan pada saat peneliti memerlukan pegangan untuk menguatkan hasil
temuannya di dilapangan.
Mau tahu apa saja fungsi dari landasan teori dalam sebuah karya ilmiah atau
penelitian itu? Berikut ada beberapa fungsi dari landasan teori, di antaranya
adalah:
- Landasan
teori dalam metode penelitian kuantitaif untuk menguji teori merupakan
fungsinya yang paling utama.
- Landasan
teori dalam metode penelitian kualitatif untuk mengembangkan teori
merupakan fungsi lain dari landasan teori.
- Landasan
teori membantu peneliti untuk mengurai benang kusut dari temuan yang ada
dilapangan yang tidak dipahaminya dengan hanya pegamatan saja.
- Landasan
teori berfungsi untuk memilah variabel-variabel mana yang bisa mendukung
untuk memecahkan identifikasi masalah dan mana yang tidak bisa.
- Landasan
teori berfungsi untuk menjelaskan atau menguatkan argumen peneliti terkait
dengan temuan yang ditemuinya di lapangan.
- Landasan
teori berfungsi untuk membantu peneliti membuat kerangka pemikiran
penelitian.
- Landasan
teori juga berfungsi membantu metode penelitian menajamkan pisau bedahnya
untuk menjawab apa yang menjadi permasalahan terkait dengan objek
penelitian.
Landasan Teori - Teori Kompilasi
Landasan teori dalam sebuah penelitian dibuat dalam bab II. Bab dalam
penelitian ini memuat khusus teori-teori yang digunakan dalam penelitian. Bab
ini juga memuat beberapa landasan teori yang sekiranya relevan dengan objek
penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti. Oleh karena itu sudah tentu
landasan teori yang akan dibuat dalam bab ini tidaklah sedikit, karena
menyesuaikan dengan variabel yang digunakan atau unit analisis yang digunakan
peneliti.
Masalah yang sering muncul dalam bab II yang berisi landasan teori sebuah
penelitian adalah mengenai tata cara penyusunannya. Bab ini sangat sering diisi
oleh kompilasi informasi maupun teori atau pendapat ahli dari berbagai sumber.
Kompilasi ini sering menghadirkan masalah karena 2 alasan berikut.
- Kompilasi
lebih mirip dengan kliping yang dibuat dari berbagai sumber tanpa disertai
telaah kritis.
- Sering
memasukkan informasi atau teori yang tidak terlalu relevan sehingga bab
ini terkesan sebagai bab paling tebal dibanding yang lain.
Lantas, bagaimana trik ampuh untuk mengatasi “kebiasaan buruk” ini?
Perhatikan 2 hal penting berikut:
1. Menghindari Kliping Informasi
Kliping informasi dalam hal ini merupakan sebuah tindakan kompilasi apa
adanya sehingga satu informasi atau paragraf yang dikutip hanya ditempelkan
setelah maupun sebelum paragraf kutipan lain. Misalnya, seorang mahasiswa akan
membuat kajian teoretis mengenai definisi hukum perdata dan mengambil tiga
sumber definisi.
Mahasiswa itu pun hanya akan menempatkan kutipan dari sumber A pada
paragraf pertama, sumber B di paragraf kedua, dan sumber C di paragraf ketiga.
Dengan kata lain, mahasiswa bersangkutan hanya melakukan aksi salin tempel atau
lebih akrab dengan istilah copy paste tanpa memberikan polesan
sedikit pun.
Sebenarnya, tindakan yang dilakukan mahasiswa ini tidaklah salah selama ia
tidak melakukan aksi plagiat. Masalahnya, tindakan “kliping” ini sama sekali
belum menunjukkan makna istilah “kajian teoretis” yang dimaksud. Mengapa
demikian? Karena yang ia cantumkan dalam karya tulis ilmiah itu bukanlah karya
tulisnya sendiri, melainkan gabungan teori yang sudah ditulis orang lain.
Dengan demikian, teknik kompilasi ini belum mencerminkan sebuah karya tulis
ilmiah. Mahasiswa tersebut harusnya memberikan ulasan atau menuangkan
pikirannya pada berbagai kutipan yang telah ia ambil. Telaah atau rangkuman
buah pemikirannya itu bisa dituliskan di dua tempat.
Pertama, telaah disertakan sebagai penjelasan lanjutan dari setiap kalimat
yang dikutip. Cara ini memungkinkan ulasan penulis akan ditemui pada tiap
paragraf. Kedua, ulasan dapat diberikan di paragraf akhir kutipan yang
berkaitan. Misalnya, ketiga definisi hukum perdata dituliskan dalam tiga
paragraf. Maka, ia harus memberikan ulasan di paragraf keempat. Ulasan tersebut
dibuat sebagai perbandingan ketiga definisi yang dikutip.
2. Menyeleksi Informasi yang Dikutip
Agar bab landasan teori menjadi padat dan efisien, tiap mahasiswa harus
melakukan penyaringan atau penyeleksian setiap informasi yang akan dijadikan
bahan karya tulis. Teknik diagram pohon merupakan salah satu teknik yang dapat
digunakan untuk menyeleksi referensi. Konsep diagram pohon dibuat menyerupai
bagan struktur organisasi.
Dengan demikian, harus ada beberapa kotak yang akan merepresentasikan konsep-konsep
penting dalam skripsi. Beberapa konsep penting tersebut didapat dari penurunan
variabel penelitian. Sebenarnya, variabel penelitian dapat dideteksi secara
sepintas dari judul skripsi.
Konstruksi konsep yang telah dirancang dalam diagram pohon tersebut akan
digunakan sebagai dasar penyusunan bab landasan teori. Konsep-konsep padalayer pertama
akan menjadi subbab, sedangkan konsep-konsep pada layerberikutnya
akan menjadi subsubbab atau poin-poin yang terdapat dalam subbab.
Seleksi terhadap informasi yang perlu dikutip dapat dilakukan berdasarkan
diagram pohon. Sebaliknya, hal yang tidak tergambarkan dalam diagram pohon
boleh dikatakan sebagai informasi yang tidak relevan sehingga tidak perlu
dituliskan. Intinya, landasan teori harus berisi rangkuman serta ulasan penulis
mengenai informasi yang dikutip dan hanya berisi informasi penting yang
benar-benar relevan.
Pengertian dan Fungsi Landasan Teori
Landasan teori biasanya kita temukan saat membaca atau membuat suatu hasil
penelitian, seperti makalah dan skripsi. Landasan teori dapat pula disebut
tinjauan pustaka atau studi literatur. Namun terkadang, ada yang merasa sulit
untuk membuat landasan teori saat akan membuat laporan untuk hasil
penelitiannya. Nah, berikut ini sedikit penjelasan tentang landasan teori.
Pengertian Landasan Teori
Landasan teori merupakan sebuah ulasan tertulis
atau penjabaran kembali teori-teori yang telah ada tentang suatu hal yang
sedang kita teliti dari buku-buku milik sendiri, buku-buku perpustakaan,
ataupun tulisan di internet. Pada dasarnya, teori itu mengandung beberapa hal,
antara lain asumsi, postulat, tesis, hipotesis, proposisi dan sejumlah konsep.
Teori-teori yang kita ulas dalam landasan teori haruslah berkaitan dengan
isi penelitian dan ditulis oleh para pakar di bidangnya. Teori-teori tersebut
juga harus saling mendukung dan melengkapi. Oleh karena itu, kita harus dapat
memilah dan memilih teori yang ada sehingga akan menjadi tulisan yang baik.
Landasan teori diperlukan dalam menuliskan laporan hasil penelitian
sehingga penulisan laporan tersebut memiliki dasar yang kokoh. Dengan adanya
landasan teori, hasil penelitian yang kita tuliskan bukan sekadar tulisan yang
asal-asalan, melainkan hasil tulisan ilmiah dengan dasar yang tepat.
Fungsi Landasan Teori
Penulisan landasan teori dalam sebuah laporan hasil penelitian tentu ada
fungsinya. Fungsi-fungsi tersebut antara lain sebagai berikut.
- Mengungkapkan
penelitian-penelitian yang serupa dengan penelitian yang akan kita
lakukan.
- Membantu
memberi gambaran tentang metode dan teknik yang dipakai dalam penelitian
yang mempunyai permasalahan serupa dengan penelitian yang akan lakukan.
- Mengungkapkan
sumber-sumber data yang belum kita ketahui sebelumnya.
- Mengenal
peneliti-peneliti lain yang karyanya penting dalam permasalahan yang kita
hadapi.
- Memperlihatkan
kedudukan penelitian yang akan kita lakukan dalam sejarah perkembangan dan
konteks ilmu pengetahuan atau teori tempat penelitian ini berada.
- Mengungkapkan
ide-ide atau pendekatan-pendekatan yang mungkin belum kita kenal
sebelumnya.
- Membuktikan
keaslian penelitian, bahwa penelitian kita berbeda dengan
penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya.
Penulisan Landasan Teori
Dalam menulis landasan teori, terdapat tiga hal yang dapat kita lakukan,
yaitu sebelum menulis, saat menulis, dan sesudah menulis.
1. Sebelum Menulis Landasan Teori
Hal utama yang harus dilakukan sebelum menulis landasan teori adalah
membaca buku-buku, artikel, atau hasil penelitian lain yang berhubungan dengan
penelitian yang sedang kita lakukan. Untuk buku-buku dan hasil penelitian lain
kita dapat memanfaatkan perpustakaan, baik perpustakaan kampus atau
perpustakaan umum. Selain itu, kita pun dapat membeli buku-buku yang berkaitan
dengan penelitian di toko buku. Adapun artikel, kita dapat membacanya melalui
internet.
Kita tentu tidak ingin menghabiskan waktu dengan membaca keseluruhan bagian
buku. Ada cara yang cepat untuk mendapatkan bagian yang kita perlukan dalam
buku untuk digunakan dalam bagian landasan teori. Cara-cara
tersebut adalah sebagai berikut.
Skimming merupakan cara membaca cepat dengan membaca sekilas bagian-bagian
dalam bacaan untuk mendapatkan informasi yang kita perlukan. Pada skimming,
proses membaca dilakukan secara melompat-lompat dengan melihat pokok-pokok
pikiran utama dalam bahan bacaan sambil memahami tema besarnya.
Proses membaca dengan cara skimming kita perlukan untuk mendapatkan gagasan
utama atau pendapat orang dalam suatu bahan bacaan. Saat membaca skimming ada
beberapa hal yang kita lakukan, antara lain: membaca judul dan subjudul bahan
bacaan untuk mencari tahu hal yang sedang dibahas; memperhatikan ilustaris pada
bacaan (foto atau gambar, jika ada) untuk mendapatkan informasi lebih jauh
tentang hal yang sedang dibahas; membaca bagian awal dan akhir setiap paragraf;
mencari kata kunci dari setiap paragraf yang dibaca; dan memikirkan secara
menyeluruh tentang bahan bacaan yang telah dibaca
Scanning atau memindai adalah cara membaca cepat untuk mendapatkan
informasi penting dalam suatu bahan bacaan. Saat membaca dengan proses
scanning, kita akan menyapu halaman demi halaman dari bahan bacaan secara
merata, sampai mata kita menangkap informasi penting yang kita perlukan. Jadi,
kita tidak membaca kata per kata pada bahan bacaan.
Membaca scanning dapat kita lakukan saat membaca kamus, buku
telepon, daftar menu di tempat makan, pengumuman di papan pengumuman, dan topik
pada daftar isi sebuah buku. Cara membaca scanning antara lain memperhatikan
penggunaan urutan, seperti angka, huruf, atau langkah; mencari kata-kata yang
dicetak tebal, dicetak miring, digarisbawahi, atau dicetak berbeda dengan
bagian teks lainnya; dan mencari kata kunci pada batas paragraf.
Setelah proses membaca selesai dilakukan, kita dapat menuliskan kembali
beberapa hasil yang kita perlukan saat penulisan landasan teori. Selain itu,
pada saat membaca kita pun dapat menandai bagian yang penting yang akan
bermanfaat dalam penulisan landasan teori.
2. Saat Menulis Landasan Teori
Penulisan landasan teori dapat kita lakukan saat kita sudah memahami
tentang penelitian yang kita lakukan dan teori-teori yang diperlukan untuk
mendukung penelitian kita tersebut. Landasan teori tersebut berisi:
- Uraian
yang menunjukkan landasan teori dari konsep-konsep yang relevan dengan
masalah yang sedang dibahas.
- Uraian
mengenai pendapat orang lain yang berkaitan dengan cara mencari jalan
keluar dari masalah yang diajukan.
- Uraian
mengenai implementasi kebijakan atau pengalaman-pengalaman yang sudah
berhasil diterapkan di tempat lain.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, pada bagian landasan teori kita akan
menyebutkan teori-teori yang dikemukakan para ahli yang berkaitan dengan
penelitian kita. Dalam hal ini, kita harus berhati-hati agar tidak dicap
sebagai plagiat karena salah dalam menuliskan teori yang kita gunakan. Oleh
karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat kita menulis pendapat
para ahli dalam landasan teori penelitian, yaitu sebagai berikut.
Untuk kutipan langsung, ada dua cara yang dapat dilakukan. Pertama, kutipan
yang isinya tidak lebih dari tiga baris atau tidak lebih dari 40 kata dapat
ditempatkan langsung pada paragraf, jarak antara baris dengan baris adalah dua
spasi, diapit dengan tanda tanda kutip, dan tidak lupa menuliskan nama
pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
Contoh:
Supaya tulisan kita mudah dipahami orang lain, maka
kita hendaknya membuat kalimat yang efektif. Yang dimaksud dengan kalimat
efektif itu yang bagaimana? “Kalimat efektif adalah kalimat yang dengan sadar
atau sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik.”
(Parera,1988:42). Dengan demikian....
Kedua, kutipan yang isinya lebih dari tiga baris atau 40 kata biasanya
dipisahkan pada paragraf yang berbeda dengan dari teks dengan jarak 2,5 spasi,
jarak antarabaris pada kutipan adalah 1 spasi, dapat diapit oleh tanda kutip
(tidak juga tidak apa-apa), tidak lupa menuliskan nama pengarang, tahun terbit,
dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu, dan seluruh kutipan dimasukkan
ke dalam 5-7 ketikan.
Contoh:
Mangkunegara (2009, 86) memberikan penjelasan benefit yang lugas pada
uraian berikut ini.
Program benefit bertujuan untuk memperkecil turnover,
meningkatkan modal kerja, dan meningkatkan keamanan. Adapaun kriteria program
benefit adalah biaya, kemampuan membayar, kebutuhan, kekuatan kerja, tanggung
jawab, sosial, reaksi kekuatan kerja, dan relasi umum.
Sedangkan program pelayanan adalah laporan tahunan
untuk pegawai, adanya tim olah raga, kamar tamu pegawai, kafetaria pegawai,
surat kabar perusahaan, toko perusahaan, discount (potongan harga) produk
perusahaan, bantuan hukum, fasilitas ruing baca dan perpustakaan, pemberian
makan siang, adanya fasilitas medis, dokter perusahaan, tempat parkir, ada
program rekreasi atau darmawisata.
Kutipan tidak langsung umumnya lebih bervariasi, bergantung kepada gaya
bahasa penulis. Setiap penulis mempunyai cara sendiri-sendiri mengungkapkan
kembali ide atau konsep orang lain di dalam tulisannya. Kutipan tidak langsung
tidak perlu disertai dengan halaman buku sumber, cukup dengan mencantumkan nama
penulis yang diikuti dengan tahun terbitan buku sumber.
Contoh: :
Tolla (1996) mengemukakan bahwa metode CBSA dalam
pengajaran perlu dibedakan dengan metode CBSA dalam bidang studi yang
lain kerena pengajaran bahasa mempunyai karakteristik khusus yang berbeda
dengan bidang studi yang lain.
3. Setelah Menulis Landasan Teori
Hal yang tidak boleh terlupakan setelah menulis bagian landasan
teori adalah membaca kembali hasil tulisan kita. Hal tersebut tentu
akan memberikan manfaat tersendiri karena kita akan dapat mengetahui bahwa
tulisan yang kita buat sudah sesuai dengan yang kita harapkan atau tidak.