Menu

Wednesday, April 10, 2013

Catatan pinggir

Ketika aku lahir, Kakekku memberiku nama Abdul Ghoni (menurut beliau artinya kurang lebih "Seorang hamba yang kaya..aamiinn .mudah-mudahan saja ini bagian dari doa Kakek dan juga kedua orang tuaku yang mengharapkan kelak anaknya menjadi kaya Lahir dan Bathin...aku anak ke-3 dari 4 bersaudara yang semuanya adalah laki-laki.


SEKAPUR SIRIH, 23 Maret 2013

Malam semakin larut, tapi aku masih berkutat dengan laptopku. Semakin jauh mata memandang serasa pedih mata ini. Diluar sana cahaya bulan begitu indahnya terangi malam ini dan angin meniup ranting pohon menjatuhkan daun-daun yang telah layu bak musim gugur di negeri seberang, suara jangkrik bersahut-sahutan menambah nuansa malam mengingatkanku akan desa yang telah lama kutinggalkan. Tapi malam ini  langit Jakarta seperti hendak menumpahkan rasa kesalnya dengan menampakkan langit yang begitu gelap mungkin sebentar lagi akan turun hujan.

15 tahun sudah tak terasa aku merantau di Jakarta, aku mulai ke Jakarta sekitar pertengahan tahun 1999 dan begitu banyak kisah dan cerita yang ingin kuungkapkan padamu wahai komputer sahabatku. Betapa kondisi saat ini aku wajib bersyukur kepada Allah SWT, kenapa aku katakan wajib..? Karena dibandingkan dengan teman-teman seangkatanku mungkin aku yang lumayan berhasil, semua itu berkat Kasih Sayang Allah SWT. Dengan segala kemurahan-Nya semua ini terjadi,  aku bisa bekerja dikantor seperti yang diimpikan semua orang, Aku bisa kuliah walaupun hanya D3 disebuah Akademi Swasta dan kini sedang menyelesaikan S1 disebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta, sebuah kemajuan yang menurutku sangat luar biasa karena aku hanya seorang dari keluarga sederhana yang berfikir mungkin kuliah hanya sebuah impian jika ingin meraihnya, Alhamdulillah aku bisa mewujudkan keinginanku dan juga keinginan orang tuaku, aku bangga bukan berarti ujub, aku bangga bukan berari aku ria dan aku memang bangga, Aku bangga karena semua itu adalah hasil buah keringatku sendiri, bersimbah peluh bermandikan keringat dan itu aku lakukan tanpa bantuan orang lain, tapi tetap semua ini adalah bantuan dan atas izin Allah SWT karena Dialah semua ini terjadi karena Dialah kehidupanku seperti sudah ada yang mengatur dan terencana, Kapan aku harus sukses, tapi intinya harus banyak BERSYUKUR juga doa dari kedua orang tua yang telah membesarkan aku dengan keringat dan darahnya, Ya Allah mudah-mudahan setiap amal kebaikan yang hamba lakukan limpahkanlah pahalanya untuk kedua orang tuaku. Begitu berliku dan penuh kenangan kisah perjalanan hidupku dimasa lalu yang jauh dari orang tua, saudara dan sanak famili. Tapi aku yakin jika niat baik itu selalu tertancap dengan penuh keyakinan dan terus bergantung kepada sang Pencipta maka biarkanlah kesuksesan itu akan datang menjelang dengan penuh Keniscayaan dan itu semua adalah Pertolongan Allah SWT yang Maha Pengatur Segalanya.

Aku hanya ingin berbagi dan bercerita tentang sebuah perjalanan anak manusia dalam mengarungi samudra kehidupan yang penuh dengan permasalahan agar kalian bisa mengambil hikmah dalam setiap kejadian

Jangan pernah putus asa atas semua Rahmat Allah Subhanahu Wata’ala, Setiap kesulitan pasti ada kemudahan dan setiap kesulitan diapit oleh dua kemudahan. Tiada yang mustahil bagi Allah SWT.



Sore itu tepatnya pertengahan bulan juni 1999

            Aku menyampaikan niatku untuk merantau kejakarta kepada ibuku, aku ingin mengubah nasibku, aku ingin mengubah keadaan dalam keluarga yang selalu dalam kekurangan. aku hanya ingin membantu meringankan beban kedua orang tuaku mungkin dengan cara merantaulah dan hanya itulah yang bisa kulakukan sehingga pada suatu sore aku memberanikan diri untuk mengutarakan niatku untuk berangkat ke Jakarta


“Ibu aku ingin berangkat ke Jakarta, ingin bekerja” ! kataku

“Kamu mau kerja apa di Jakarta nyari kerja susah” Kata ibuku memberi nasihat.

“Sudah banyak pemuda kampung sini berangkat ke Jakarta tapi pada pulang lagi karena tidak mendapatkan pekerjaan” sahut ibuku melanjutkan. Memang saat itu di Jakarta sedang tidak kondusif dengan kejadian kerusuhan tahun 1998, dan sebuah kewajaran orang tua khawatir dengan kondisi seperti itu.

Tapi tekadku sudah bulat aku tetap ingin pergi ke Jakarta, “Masa sih orang ingin berubah Allah tidak memberi petunjuk” pikirku dalam hati.

Akhirnya dengan berat hati orang tuaku mengijinkan aku berangkat ke Jakarta dengan berbekal uang Rp. 25.000. Dengan linangan air mata ibu melepaskanku dengan berat hati sedangkan ayahku hanya berpesan “Jaga diri baik-baik di Jakarta harus kuat mental dan berusaha keras dan jangan lupa shalat selalu di jaga”, Akhirnya akupun bisa berangkat ke Jakarta dengan sejuta asa dan harapan semoga ini adalah keputusan yang terbaik.


            Setiba di Jakarta aku bingung harus ikut siapa, banyak sih saudara dari orang tua tapi waktu itu aku tidak mau mengusik kehidupan mereka pantang bagiku untuk menjadi benalu dalam kehidupan seseorang, aku ingin mandiri dan berdikari


Tahun 1999, tibalah aku di di Jakarta

Seiring senja yang mulai menggelayuti

Saat itulah angan ku terbayang akan masa lalu yang terjadi beberapa tahun lalu

Saat pertama kali aku tiba dijakarta

Betapa kehidupan Jakarta begitu keras, panas dan hanya orang-orang yang mampu bertahanlah yang akan menjadi pemenang

Hidup dijakarta serba susah, betapa tidak ketika itu mencari pekerjaan saja begitu susah,pelik belum lagi urusan makan yang tak bisa kompromi.

Tahun demi tahun kujalani dengan penuh ketekunan dan kesabaran

Memang benar petuah orang tua yang mengatakan jika kamu selalu berbuat baik maka tunggulah saat kebaikan itu akan mengiringimu dimanapun kau berada, betapa bila kuingat masa lalu begitu banyak kenangan yang terjadi dan terkadang selalu kuingat


Senopati, Jakarta Selatan Thn  2000


Jack adalah sahabat yang selalu bersamaku sehari-hari, perawakannya sedang kulitnya sawo matang tapi dia mempunyai sifat yang sangat baik terhadap teman. Kebetulan ibunya adalah seorang pedagang sayur mayur di daerah senopati, tepatnya dipasar Tulodong. hampir setiap pagi aku membantu jack ikut menata barang dagangan ibunya.

Ucil, sahabat yang paling kecil diantara kami tapi dialah satu-satunya yang waktu itu telah bekerja. Orangnya enak dan pengertian tapi kalo cerita suaranya suka over sampe urat lehernya pada keluar saking terlalu semangatnya. Itulah sekilas kehidupanku pada awal-awal di jakarta. Tiap malam kerjaan kami hanya nongkrong, main gitar, nyanyi di sebuah warung rokok yang kebetulan penjualnya teman kami juga. Tiap pagi aku dan Jack membantu ibunya yang berjualan dipasar senopati untuk membawakan sayur-mayur yang akan dijual. Dan aku dapat upah Rp. 2000 untuk sekali makan siang dan terkadang satu bungkus berdua dengan Jack.

Begitulah tiap pagi rutin kulakukan selama aku belum bekerja dengan upah seadanya hanya untuk menyambung hidup. Belum lagi cibiran orang-orang yang menganggap kami hanyalah sekumpulan orang-orang pengangguran yang tiada guna.

Setelah mencari kerja kesana kemari dengan segala cara sampai-sampai waktu itu aku memalsukan SKKB  dari kepolisian sekarang bernama SKCK untuk melamar kerja. Aku sempat bekerja di salah satu pusat perbelanjaan didaerah pasar baru sebagai jasa kebersihan tapi itu juga hanya sebentar karena terlalu jauh dari tempat tinggal dan juga dengan gaji yang sangat kecil. Maka dengan sangat terpaksa akhirnya aku keluar dari kerjaan itu dengan konsekuensi akhirnya aku menganggur lagi. Oh nasib mengapa ketidakberuntungan selalu menghinggapiku hari-hariku. Yah mungkin waktu itu aku belum mengerti arti dari sebuah hikmah dibalik setiap kejadian.

Entah waktu itu hari apa aku juga lupa,waktu itu aku sedang mencari lowongan kerja sambil membawa map tiba-tiba ada teman yang menawari pekerjaan maka tanpa pikir panjang lagi kusanggupi ajakannya aku pikir untuk saat ini pekerjaan apapun akan kulakukan yang penting halal dan aku tidak menganggur . Akhirnya aku terima tawaran pekerjaan tersebut. Singkat cerita aku di terima disalah satu perusahaan yang bergerak di bidang Outsourcing PT. Trichem dan aku langsung di tempatkan di Chase Plaza di daerah Setia Budi, Jakarta Selatan

Begitulah sekarang hari-hariku ada kegiatan dengan bekerja yah walaupun sebagai cleaning service tapi aku bersyukur pada Allah yang telah memberi aku pekerjaan karena sedikit apapun nikmat yang diberikan oleh kita maka kita wajib mensyukuri maka niscaya nikmat itu akan bertambah.


Awal 2001


Setelah aku mendapatkan penghasilan dengan bekerja aku sekarang bisa mengatur kehidupanku lebih baik. Aku mencoba mengontrak dengan teman-teman sekampung tapi itupun tidak berlangsung lama karena aku bercita-cita ingin hidup mandiri tanpa ada orang-orang yang selalu mengusik kehidupanku. Akhirnya akupun pindah kontrakkan dengan teman satu kerjaan di daerah karet tengsin Tanah Abang, dimana akhirnya disinilah aku bisa menemukan kehidupanku hingga aku bisa seperti sekarang, tapi kisah ini mungkin nanti akan kuceritakan belakangan. Waktu itu Ade dan Muh adalah teman satu kosan-ku, hari-hari kulalui dengan bekerja dan berusaha bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, kebetulan aku termasuk orang yang cepat akrab dengan lingkungan jadi tidak ada masalah dengan lingkungan baru. Disinilah aku menemukan teman-teman baru yang ternyata masih satu perusahaan dengan diriku dan akhirnya kamipun cepat akrab. Ditahun ini juga aku mulai berkenalan dengan anak-anak band di lingkunganku hingga akhirnya akupun membentuk band dengan nama Tiray 21 yang beranggotakan 4 personil, aku onayandra (Lead Gitar), anto (Vocal), Ale (Drum) Novel (Bass Gitar), group band kami biasa membawakan musik beraliran pop alternatif dan waktu itu kami membawakan lagu karya ciptaan kami sendiri kebetulan akulah yang paling produktif untuk menciptakan lagu. Tahun 2001 ini aku benar-benar menikmati sebagai anak band sehingga hampir setiap akhir pekan aku selalu latihan di studio musik bareng teman-teman, tapi apalah daya semua mungkin ada garis kehidupan sendiri. Mungkin Allah Swt berkehendak lain dengan segala rencana dan keputusan terbaik-NYA


Pendidikan

Karena tidak ada kepastian di dunia musik aku memutuskan untuk sekolah lagi di akhir 2001 kala itu aku mengambil sekolah kejar paket C karena aku baru lulusan MTs atau setingkat dengan SMP. Aku dapat informasi didaerah grogol ada sekolah yang menyediakan untuk sekolah semacam itu dan akhirnya akupun mulai sekolah dimana sekolah itu dilakukan pada waktu malam, jadi bisa di bayangkan bagaimana lelahnya setelah pulang kerja aku harus berangkat lagi untuk sekolah malam. Aku hanya selalu teringat sebuah Ayat  Al-Qur'an yang mengatakan “Tidak sekali-kali Allah merubah kehidupan seseorang kecuali orang tersebut yang akan merubahnya”. Dengan penjelasan ayat tersebutlah semangatku terlecut untuk bisa bangkit dari sebuah keterpurukan dan  ingin melanjutkan sekolah lagi.waktu itu aku masih bekerja sebagai jasa kebersihan


Sekitar pertengahan bulan april 2001 aku mendapat promosi dari tempatku bekerja bahwa ada satu perusahaan asing (Jepang) yang akan memakai jasa perusahaan tempatku bekerja yaitu sebagai Tennant yang akan di tempatkan di perusahaan tersebut, kebetulan perusahaan tempatku bekerja selain menyediakan tenaga cleaning service juga menyediakan sebagai tennant (Bag. Umum). Padahal waktu itu aku juga sedang melamar pekerjaan di tempat lain jadi aku kurang berminat untuk mengambilnya. Tapi Supervisorku selalu mendesakku bahwa akulah orang yang pantas untuk mendapatkan promosi ini karena menurut atasanku aku termasuk orang yang supel dan cepat beradaptasi dengan lingkungan. Akhirnya jadilah aku sebagai Tennant di LNG Japan Coorporation. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Trading Company dengan relasi kebanyakan orang-orang di departmen Pertamina.Di perusahaan inilah kenapa aku bisa seperti sekarang dengan segala kemurahan, kebaikan serta kebijaksanaan perusahaan sehingga aku bisa kuliah lagi dan bisa mendapatkan mungkin apa yang selama ini orang cita-citakan. Alhamdulillah semoga Allah Swt membalas segala kebaikan orang-orang yang telah berbuat baik kepadaku.


Hari demi hari kulalui dengan penuh semangat dengan bekerja di Lng japan, aku sangat  bersyukur, betapa tidak aku termasuk orang yang cepat di promosikan di tempat yang enak, teman-teman satu angkatanku masih bekerja sebagai cleaning service sedangkan aku sudah naik satu tingkat. Ya pasti ini atas segala kemurahan-Nya sehingga aku bisa melalui hidup dengan lebih berwarna.


Masa Transisi

Setelah Lulus sekolah paket C aku belum bisa meneruskan untuk kuliah karena aku pikir keuanganku belum mencukupi untuk bisa membiayai kuliah aku sempat berhenti selama 2 tahun. Dalam rentang waktu 2 tahun itu ada beberapa kejadian yang begitu bermakna dalam perjalanan hidupku. Aku ingin berkisah sedikit tentang kehidupan asmaraku. Setelah lulus aku ingin segera menikah karena aku pikir usiaku telah cukup untuk membina rumah tangga, akhirnya aku bertunangan dengan teman satu pengajian di kampung. Tapi kita hanya berencana dan Tuhanlah yang mempunyai rencana terbaik dalam kehidupanku. Pertunangan itu batal karena masalah kedewasaan yang belum matang diantara kami dan akhirnya pihak wanitalah yang memutuskan pertunangan itu. Aku kecewa tapi aku mempunyai keyakinan bahwa Allah pasti merencanakan sesuatu untukku. Alhamdulillah dugaanku ternyata benar mungkin jika saat itu aku menikah tidak akan ada ceritanya aku kuliah dan mendapatkan isteri sholihah bernama Dwi Hartanti serta anak yang sungguh sempurna yang bernama Alfandi Andra Faturrahman.


Windiharto, teman sekaligus Motivator

Aku berkenalan dengannya waktu pas pulang kampung, waktu itu aku satu bangku dalam sebuah perjalanan ketika aku pulang kampung naik Bis Dewi Sri, kebetulan aku akan pulang ke Slawi sedang Mas windi (begitu aku biasa memanggilnya) akan pulang ke Brebes.

Didalam perjalanan itulah aku banyak bercerita tentang keadaanku yang waktu itu sedang terpuruk akibat gagalnya pertunangan tersebut, aku sempat down dan mungkin inilah cobaan terberat yang pernah aku rasakan sepanjang hidupku karena pertunangan ini telah menyebar keseluruh kampung jadi bisa dibayangkan betapa malu dan tertekannya diriku saat itu. Tapi dengan penuh keyakinan mas windi memberikanku motivasi dan wejangan bahwa Allah pasti punya rencana terbaik atas semua kejadian ini. Dan mas windipun menyarankan aku untuk kuliah dari pada meratapi nasib yang telah terjadi. Aku akui saat itu aku mendapatkan pencerahan yang berharga setelah aku mengenal mas windi, dan ternyata beliau adalah Sarjana Hukum sebuah Universitas Swasta di Jakarta, aku tidak menyangka Allah memberikan jalan petunjuk lewat mas windi, karena atas saran dan wejangannyalah akhirnya aku memutuskan untuk kuliah. Aku pikir dari pada nikah tidak jadi lebih baik uangnya aku gunakan untuk biaya kuliah. Singkat cerita akhirnya aku bisa kuliah disebuah kampus swasta tepatnya di BSI (Bina Sarana Informatika), didaerah Kramat, Jakarta Pusat. Setelah aku kuliah aku tidak bisa memberikan uang yang setiap bulan yang biasanya aku kirim buat orang tua, itu adalah konsekwensi berat yang harus aku lakukan demi kecukupan anggaranku dalam perkuliahan ini aku mohon keikhlasan orang tua, Alhamdulillah dengan jiwa besar mereka mengizinkan aku untuk kuliah.


Tahun 2005


Aku mulai mengawali kisah sebagai seorang mahasiswa dan setiap hari rutinitasku adalah bekerja sambil kuliah dan ini kulakukan selama 3 tahun. Pagi bekerja dan malammya berangkat kekampus kebetulan kampusku mengadakan perkuliahan pagi dan malam, nah perkuliahan malam biasanya khusus para karyawan seperti aku yang ingin melanjutkan kuliah. Selama masa kuliah inilah aku banyak menimba ilmu yang sebelumnya belum pernah aku dapatkan. Alhamdulillah di kampusku aku mendapatkan teman-teman yang sepaham dan seperjuangan denganku, kuliah bukan hanya mengejar titel tapi bagaimana caranya dengan waktu kuliah yang sama (3thn) tapi menghasilkan individu-individu yang berbeda (itulah prinsipku)  dan mumpuni dalam bidang komputer. Dengan prinsip itulah akhirnya aku bertemu dengan teman-teman dikampusku sebut saja : Hendri, Artomo, Satrio, Isnandar, Ebi, Leni, Pia, Lina dan masih banyak lagi teman yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu. Selain dari kampus dari teman-teman seperti merekalah aku banyak berdiskusi dan sharing tentang pelajaran. Biasanya setiap akan ujian kami belajar kelompok untuk membahas mata pelajaran apa yang paling susah untuk dibahas, dan kalau mau jujur dengan cara seperti ini biasanya pelajaran lebih mudah untuk dipahami. Sehingga ketika ujian tiba maka lebih pede untuk menghadapinya. Terima kasih brother atas semua bantuan kalian.



Henri, teman yang dekat atau kembar

Kami sering dianggap kembar padahal kalau dilihat dari segala sisi banyak yang berbeda aku juga bingung bahkan kadang-kadang ada saja yang salah manggil, tapi gara-gara itulah aku jadi lebih akrab dengannya. Mungkin Henri adalah teman yang paling dekat sampai sekarang, dia sekarang sudah menjadi PNS didaerah padang. Sukses bro...kenangan itu takkan pernah hilang J


Masa-masa kuliah adalah masa yang tak terlupakan dalam kehidupanku begitu banyak kenangan, teman, sahabat yang sungguh memberikan warna dalam kehidupanku. Tapi aku belum bisa menjabarkan masa-masa kuliahku lebih jauh, mungkin lain kali ya teman


Alhamdulillah di semester 5 aku mendapatkan beasiswa dari BAZIZ yang membuatku bernafas lega selama 2 semester akhirnya aku tidak membayar kuliah. Alhamdulillah mungkin ini adalah bentuk pertolongan Allah SWT kepada hambanya yang benar-benar serius dalam mengapai cita-cita, harap maklum waktu itu keuanganku yang bekerja hanya sebagai bawahan kecil dengan gaji yang bisa di bilang pas-pasan bisa melanjutkan kuliah dengan biaya sendiri tanpa bantuan dari siapapun, Alhamdulillah beasiswa ini aku gunakan dengan sebaik-baiknya. Pada saat bersamaan pula aku  menemukan tambatan hatiku, Dwi Hartanti nama wanita yang telah menakklukan hatiku dan sekarang telah menjadi Istriku Ya Allah berkahilah kehidupan keluarga kami, jadikanlah kami keluarga sakinah ma waddah warahmah dan termasuk keluarga yang pandai bersyukur Amiien. Kisah pernikahanku termasuk terbilang singkat karena kami berpacaran hanya sekitar 7 bulan dan aku memutuskan untuk menikah, Alhamdulillah aku bersyukur kepada Allah yang telah membimbing kehidupanku yang begitu indah dan penuh warna.


Masa kuliah kuhabiskan tepat tiga tahun, dan Alhamdulillah sebelum lulus aku sudah mendapatkan pekerjaan  di daerah sentiong senen sebagai programmer (padahal waktu interview dibilangnya IT (maksudnya bukan Programer, mungkin IT Support itu yang ada dibenakku) itulah mengapa aku terima tawaran kerja tsb, tapi pekerjaan itu bertahan hanya 6 bulan karena aku kurang nyaman dengan lingkungannya. Dikantor inilah aku belajar bagaimana artinya sebuah kesabaran, ketabahan karena waktu itu teman seniornya sangat tidak enak untuk diajak berdiskusi dan sangat terasa Senioritas banget..disepelekan, ditekan dengan kerjaan dan masih banyak lagi kejadian yang membuatku tidak nyaman banget dikerjaan itu, tapi Alhamdulillah hikmah yang kuambil adalah prisipku dikerjaan bagiku tidak ada istilah Senioritas semua sama. Dan aku bisa lebih belajar lagi dari setiap kejadian yang menimpaku.


Cobaan Tahun pertama pernikahan, 2009


“Maaf saudara Abdul Ghoni perusahaan tidak bisa meneruskan kontrak kerja anda di karenakan ada perampingan karyawan perusahaan kami jadi mulai hari ini anda tidak bisa bekerjasama lagi dengan kami”.

Itulah awal dari serentetan musibah yang menimpaku pada awal-awal pernikahan, shock,kaget dan seperti gak percaya itu semua akan aku alami. Bukan tanpa sebab mengapa aku kaget karena tidak lama lagi istriku akan melahirkan dan sedang membutuhkan banyak biaya, aku tidak bisa membayangkan bagaimana nanti jika terjadi sesuatu atas kehamilan istriku jika mengetahui kalau aku sudah tidak bekerja lagi. Ya Allah cobaan berat sedang menghampiriku semoga aku bisa memikul semua beban ini dan semoga ada hikmah atas semua cobaan ini.

Dan akhirnya apa yang aku takutkan selama ini benar istriku melahirkan melalui operasi cesar (kata yang sangat menakutkan untuk orang yang berpenghasilan pas-pasan seperti aku saat itu), akhirnya aku pun mempercepat masa pengunduran diriku agar aku bisa memberi kekuatan moril kepada istriku. Hari itu aku pontang panting mencari pinjaman kepada saudara dan teman-teman yang pada akhirnya terkumpulah uang sebanyak 3 juta dan akhirnya aku memutuskan untuk pulang kampung ke Wonogiri dengan segala keterbatasan ongkos. Aku hanya ingin melihat istriku tercinta dan buah hati kami yang begitu sempurna dan Puji Syukur kehadirat Allah SWT semua sehat dan selamat. Anakku begitu ganteng dengan senyum yang begitu menawan yang kami beri nama Alfandi Andra Faturrahman

SETIAP KESUSAHAN DIAPIT OLEH 2 KEMUDAHAN


Mudah-mudahan kejadian yang aku alami menjadi proses pendewasaan yang akan menambah kuat dan tabahnya sifat-sifat kami. Ini hanyalah sekelumit kisah yang bisa kita ambil hikmah dan pelajaran yang ada di dalamnya.


Kelahiran anakku yang pertama banyak kisah yang ingin aku ceritakan dalam kisah ini, aku tidak mengetahui apa rencana Allah Swt dibalik semua kejadian ini, cobaan ini begitu berat bagiku, aku sedang membutuhkan banyak biaya tapi sekarang aku tidak mempunyai pekerjaan aku bingung dan tak tahu harus berbuat apa. Aku tidak tega untuk menceritakan kejadian ini pada istriku, biarlah semuanya kupendam sampai saatnya nanti akan aku ceritakan semuanya.




Titik Balik

Aku hampir stress ketika aku tak kunjung mendapatkan pekerjaan aku malu dengan omongan tetangga yang kadang kurang meng-enakan tapi inilah sebuah resiko menjadi pengangguran, aku tidak tahu harus berbuat apalagi dengan semua usahaku dalam mencari kerja, sampai sampai waktu itu maaf aku hampir frustasi dan putus asa dan menyalahkan Allah Swt. “ Ya Allah mengapa Engkau mengujiku dengan cobaan ini yang datang begitu bertubi-tubi kayaknya hidup saya lurus-lurus aja tapi ko cobaan saya begitu hebat Ya Allah ringankanlah beban ini dan angkat semua permasalahan hambaMu ini Ya Allah, belum juga permasalahan mengganti biaya persalinan anakku yang habis mungkin sekitar 12 juta. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Untung aku masih mempunyai iman sehingga kekecewaan ini tak membuatku larut terlalu jauh. Aku berdoa dan berdoa supaya mendapatkan pekerjaan yang mendatangkan keberkahan untuk keluargaku.


Tanggal 9 Juli 2009

Setelah perjuanganku yang begitu berat dan cobaan yang datang bertubi-tubi, inilah hikmah yang selama ini belum terungkapkan, aku diterima kerja disebuah perusahaan property didaerah sudirman. Setelah perjuanganku dalam mencari pekerjaan yang begitu pelik dan luar biasa susah. Di Jakarta sungguh mencari pekerjaan susah apalagi yang hanya berbekal ijazah SMA aku saja yang lulusan D3 harus pontang panting mencari kerja. Tapi akhirnya aku menemukan pekerjaan yang jujur mungkin ini bukan cita-citaku tapi biarlah sekarang aku jalani dulu, aku beryukur kepada Allah mungkin inilah hikmah yang kurasakan, akhirnya aku mendapatkan pekerjaan yang dekat dari tempat tinggal. Kurang lebih 1.5 tahun aku bekerja di Sahid Sudirman Residence. Dinilah aku mengenal teman-teman baru sebut saja Zia dan Tonipan. 2 teman yang menurutku cukup dekat, dengan merekalah aku banyak sharing dan bergaul tentang pekerjaan, Zia termasuk mentorku di kerjaan yang sekarang karena dari dialah lumayan aku temukan ritme pekerjaan dan dari dialah aku belajar bahwa dilingkungan kerja itu tidak ada senioritas, kita sama-sama karyawan. Aku lumayan banyak mengambil ilmu dari Zia. Sobat semua kenangan itu akan tetap kukenang dalam perjalanan hidupku. Tks sob..


Alhamdulillah aku bersyukur


Sehabis lebaran tepatnya pertengahan bulan september 2011 aku memutuskan keluar dari perusahaan property didaerah Sudirman, aku mendapat pekerjaan disebuah perusahaan Batubaru didaerah harmoni, aku memutuskan keluar karena dengan pertimbangan akan mendapatkan penghasilan yang lebih baik. Yang pada akhirnya keputusan itu membuat aku sedikit menyesal karena ternyata disitu aku tidak betah dan hanya bertahan beberapa hari. Waktu itu jujur aku bingung dengan masa depan dan karirku, tapi apa boleh buat keputusan telah aku ambil dan resiko harus aku tanggung dengan segala permasalahan dikerjaanku yang baru. Beberapa hari aku bekerja diperusahaan baru aku merasa tidak betah dimana imbasnya adalah anakku yang dikampung setiap hari rewel dan menangis terus seperti merasakan kondisi ayahnya yang tidak nyaman dalam bekerja. Sampai pada suatu sholat maghrib tak terasa aku menangis memikirkan keadaan ini, aku harus bagaimana baru kerja beberapa hari saja anakku sudah menangis terus bagaimana jika pekerjaan ini aku teruskan nanti pasti akan terjadi sesuatu dengan anakku tercinta. Aku menangis dalam sholatku aku merasa bersalah dalam mengambil keputusan. Tapi pertolongan Allah SWT kepadaku datang, tak berapa lama aku menerima telpon dari Direktur Marketing dulu tempatku bekerja di Sahid, mendengar aku sudah keluar dari Sahid maka aku direkrut oleh Beliau. Dengan penuh rasa senang dan bersyukur kemudian akupun langsung bekerja diperusahaan baru yang bergerak dibidang Consultant Property dengan gaji yang Alhamdulilah patut aku syukuri. Perusahaan baru tempatku bekerja bergerak dibidang Consultant property jadi jika ada beberapa Depelover baru yang akan membangun apartemen maka perusahaankulah yang biasanya tempat untuk konsultasi. Ada beberapa depelover yang bekerjasama dengan perusahaanku seperti Woodland Park Residence (Kalibata), Senopati Penthouse dan Hutama Karya Realtindo (HKR) sebuah perusahaan BUMN. Satu tahun aku bekerja sebagai Konsultan property di PT Ronov Indonesia dengan kondisi pekerjaan yang begitu padat. Waktu itu aku sering ikut meeting-meeting dengan perusahaan yang menjadi Klien kami. Jujur waktu itu merasa sangat jauh jarak yang harus kutempuh, kebetulan kantor pusatnya di BSD (Serpong). Terkadang aku menempuh perjalanan dengan naik Kereta. Karena jika aku tempuh dengan kendaraan motor sungguh sangat melelahkan. Akhirnya dengan kebijaksanaan direksi aku ditempatkan diproject yang ada di wilayah Jakarta (waktu itu aku pegang Project Senopati Penthouse dan Hutama Karya Realtindo), pekerjaanku sebagai Sales Admin adalah mengerjakan hasil laporan penjualan pada masing-masing project dimana pada tiap akhir bulan dilakukan evaluasi penjualan. Alhamdulillah di perusahaan ini aku banyak menimba ilmu bagaimana cara berkomunikasi dengan orang-orang besar(BUMN), karena kebetulan Klien kami termasuk orang-orang penting dan aku sering ikut dilibatkan untuk meeting dengan mereka. Semoga kelak aku bisa menerapkan cara komunikasi yang telah aku pelajari kelak dikemudian hari bisa bermanfaat.


18 September 2012

“Bang gimana neh jadi Joint ga sama saya, saya lagi nyari orang yang benar-benar bisa komputer, kalo bisa Abang Joint aja deh dengan perusahaan kita”, kata temanku diujung telpon dengan nada penuh harap. Yah, saat itu memang aku sangat dibutuhkan. Temanku itu sedang dipercaya oleh seorang pengusaha untuk bisa mengelola Showroom Mobil di daerah pondok indah, aku bertemu temanku sewaktu bekerja di perusahaan property daerah Sudirman, dia adalah Sales Manager di Sahid Sudirman saat aku kerja di Apartemen tersebut. Mungkin karena umurnya tidak jauh beda dengan aku jadi sudah terbiasa memanggil aku abang. Akhirnya dengan pertimbangan jarak yang dekat dan masih daerah jakarta tepatnya di Pondok Indah aku mengambil tawaran temanku bergabung diperusahaannnya. Showroom Asoka Auto Gallery dan posisiku sebagai Staff IT, Alhamdulillah sekarang aku wajib bersyukur dan bersyukur atas semua rahmat yang diberikan oleh Allah SWT

To Be Continues........

No comments:

Post a Comment