Menu

Wednesday, April 10, 2013

Trik Membuat Landasan Teori


Trik Membuat Landasan Teori
Salah satu jenis karya ilmiah yang paling akrab di kalangan mahasiswa adalah tugas akhir atau skripsi. Menulis skripsi selalu dianggap sebagai cobaan terberat dalam hidup. Salah satu bab dalam skripsi adalah Bab II yang diberi judul “Landasan Teori” atau “Tinjauan Pustaka”. Secara substantif, bablandasan teori ini minimal berisi dua subbab, yaitu kajian teoretis dan kajian empiris.
Landasan teori sangat penting dalam sebuah penelitian, terutama penulisan skripsi. Peneliti tidak bisa mengembangkan gejala sosial yang ditemui di lapangan jika tidak ada acuan atau rujukan dari landasan teori yang mendukungnya. Ibarat rumah, jika tidak dibangun dengan fondasi yang kuat, tidak akan kokoh bangunannya. Demikian juga halnya dengan tongkat bagi para manula yang dijadikan sebagai penopang ketika berjalan, begitulah landasan teori bisa digambarkan dalam penelitian atau karya ilmiah.
Landasan Teori – Pentingnya Landasan Teori dalam Karya Ilmiah
Landasan teori dalam sebuah karya ilmiah atau penelitian sangatlah penting. Penelitian dan metode yang digunakan tidak akan berjalan dengan baik jika tanpa ada landasan teori. Peneliti juga tidak bisa membuat pengukuran atau tidak memiliki standar alat ukur jika tidak ada landasan teori. Sama halnya dengan anak ayam yang kehilangan induknya, serta-merta kehilangan pegangan dan mengakibatkan anak-anak ayam tersebut berpencar saling mencari.
Landasan teori yang digunakan dalam sebuah karya ilmiah atau penelitian juga ada aturannya. Tidak semua karya ilmiah atau penelitian memandang penting landasan teori. Penggunaan landasan teori disesuaikan dengan metode penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk membedah fenomena yang sedang ditelitinya. Dalam ranah penelitian, kita mengenal ada beberapa metode penelitian, di antaranya adalah metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Kedua metode penelitian ini memiliki pandangan yang berbeda mengenai landasan teori.
Dalam metode penelitian kuantitatif, landasan teori sangatlah penting, karena penelitian yang dilakukan berangkat dari teori yang ada. Oleh karena itu, landasan teori dalam metode penelitian kuantitatif sangat penting, bahkan menjadi jiwa dari penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti. Jika tidak menggunakan landasan teori, penelitian yang dilakukan akan pincang, bahkan tidak berfungsi sama sekali. Hal itu juga bisa membuat peneliti tidak bisa mengidentifikasi dan menjabarkan operasionalisasi variabel penelitian.
Berbeda dengan metode penelitian kualitatif, landasan teori tidak sebegitu penting seperti metode kuantitatif. Landasan teori dalam metode kualitatif ini dipandang sebagai pegangan atau tongkat yang membantu peneliti berjalan. Jika peneliti membutuhkan tongkat karena tersandung, landasan teori bisa digunakan, namun jika peneliti bisa berjalan dengan baik, landasan teori belum bisa digunakan. Namun bukan berarti metode penelitian kualitatif tidak memerlukan landasan teori sama sekali. Landasan teori hanya sebagai pegangan bukan sebagai acuan atau rujukan.
Fungsi Landasan Teori dalam Karya Ilmiah
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa landasan teori diperlukan untuk membuat sebuah karya ilmiah atau penelitian. Tetapi, landasan teori itu berfungsi atau tidak tergantung dari metode penelitian yang digunakan oleh peneliti. Bagi metode penelitian kuantitatif jelas sekali membutuhkan landasan teori, karena teori sebagai dasarnya atau sumbernya, sedangkan bagi merode penelitian kualitatif kebutuhan landasan teori sifatnya relatif. Namun, tetap saja keduanya tidak bisa menghindari landasan teori.
Ibarat masakan tanpa garam, penelitian juga akan terasa hambar jika tidak ada landasan teori. Pada prinsipnya tujuan akhir dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menguji teori atau mengembangkan teori. Bila tujuan akhir penelitian dilakukan untuk menguji teori jelas memerlukan landasan teori, tetapi jika tujuan akhir penelitian dilakukan untuk mengembangkan teori, teori diperlukan pada saat peneliti memerlukan pegangan untuk menguatkan hasil temuannya di dilapangan.
Mau tahu apa saja fungsi dari landasan teori dalam sebuah karya ilmiah atau penelitian itu? Berikut ada beberapa fungsi dari landasan teori, di antaranya adalah:
  • Landasan teori dalam metode penelitian kuantitaif untuk menguji teori merupakan fungsinya yang paling utama.
  • Landasan teori dalam metode penelitian kualitatif untuk mengembangkan teori merupakan fungsi lain dari landasan teori.
  • Landasan teori membantu peneliti untuk mengurai benang kusut dari temuan yang ada dilapangan yang tidak dipahaminya dengan hanya pegamatan saja.
  • Landasan teori berfungsi untuk memilah variabel-variabel mana yang bisa mendukung untuk memecahkan identifikasi masalah dan mana yang tidak bisa.
  • Landasan teori berfungsi untuk menjelaskan atau menguatkan argumen peneliti terkait dengan temuan yang ditemuinya di lapangan.
  • Landasan teori berfungsi untuk membantu peneliti membuat kerangka pemikiran penelitian.
  • Landasan teori juga berfungsi membantu metode penelitian menajamkan pisau bedahnya untuk menjawab apa yang menjadi permasalahan terkait dengan objek penelitian.
Landasan Teori - Teori Kompilasi
Landasan teori dalam sebuah penelitian dibuat dalam bab II. Bab dalam penelitian ini memuat khusus teori-teori yang digunakan dalam penelitian. Bab ini juga memuat beberapa landasan teori yang sekiranya relevan dengan objek penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti. Oleh karena itu sudah tentu landasan teori yang akan dibuat dalam bab ini tidaklah sedikit, karena menyesuaikan dengan variabel yang digunakan atau unit analisis yang digunakan peneliti.
Masalah yang sering muncul dalam bab II yang berisi landasan teori sebuah penelitian adalah mengenai tata cara penyusunannya. Bab ini sangat sering diisi oleh kompilasi informasi maupun teori atau pendapat ahli dari berbagai sumber. Kompilasi ini sering menghadirkan masalah karena 2 alasan berikut.
  1. Kompilasi lebih mirip dengan kliping yang dibuat dari berbagai sumber tanpa disertai telaah kritis.
  2. Sering memasukkan informasi atau teori yang tidak terlalu relevan sehingga bab ini terkesan sebagai bab paling tebal dibanding yang lain.
Lantas, bagaimana trik ampuh untuk mengatasi “kebiasaan buruk” ini? Perhatikan 2 hal penting berikut:
1. Menghindari Kliping Informasi
Kliping informasi dalam hal ini merupakan sebuah tindakan kompilasi apa adanya sehingga satu informasi atau paragraf yang dikutip hanya ditempelkan setelah maupun sebelum paragraf kutipan lain. Misalnya, seorang mahasiswa akan membuat kajian teoretis mengenai definisi hukum perdata dan mengambil tiga sumber definisi.
Mahasiswa itu pun hanya akan menempatkan kutipan dari sumber A pada paragraf pertama, sumber B di paragraf kedua, dan sumber C di paragraf ketiga. Dengan kata lain, mahasiswa bersangkutan hanya melakukan aksi salin tempel atau lebih akrab dengan istilah copy paste tanpa memberikan polesan sedikit pun.
Sebenarnya, tindakan yang dilakukan mahasiswa ini tidaklah salah selama ia tidak melakukan aksi plagiat. Masalahnya, tindakan “kliping” ini sama sekali belum menunjukkan makna istilah “kajian teoretis” yang dimaksud. Mengapa demikian? Karena yang ia cantumkan dalam karya tulis ilmiah itu bukanlah karya tulisnya sendiri, melainkan gabungan teori yang sudah ditulis orang lain.
Dengan demikian, teknik kompilasi ini belum mencerminkan sebuah karya tulis ilmiah. Mahasiswa tersebut harusnya memberikan ulasan atau menuangkan pikirannya pada berbagai kutipan yang telah ia ambil. Telaah atau rangkuman buah pemikirannya itu bisa dituliskan di dua tempat.
Pertama, telaah disertakan sebagai penjelasan lanjutan dari setiap kalimat yang dikutip. Cara ini memungkinkan ulasan penulis akan ditemui pada tiap paragraf. Kedua, ulasan dapat diberikan di paragraf akhir kutipan yang berkaitan. Misalnya, ketiga definisi hukum perdata dituliskan dalam tiga paragraf. Maka, ia harus memberikan ulasan di paragraf keempat. Ulasan tersebut dibuat sebagai perbandingan ketiga definisi yang dikutip.
2. Menyeleksi Informasi yang Dikutip
Agar bab landasan teori menjadi padat dan efisien, tiap mahasiswa harus melakukan penyaringan atau penyeleksian setiap informasi yang akan dijadikan bahan karya tulis. Teknik diagram pohon merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk menyeleksi referensi. Konsep diagram pohon dibuat menyerupai bagan struktur organisasi.
Dengan demikian, harus ada beberapa kotak yang akan merepresentasikan konsep-konsep penting dalam skripsi. Beberapa konsep penting tersebut didapat dari penurunan variabel penelitian. Sebenarnya, variabel penelitian dapat dideteksi secara sepintas dari judul skripsi.
Konstruksi konsep yang telah dirancang dalam diagram pohon tersebut akan digunakan sebagai dasar penyusunan bab landasan teori. Konsep-konsep padalayer pertama akan menjadi subbab, sedangkan konsep-konsep pada layerberikutnya akan menjadi subsubbab atau poin-poin yang terdapat dalam subbab.
Seleksi terhadap informasi yang perlu dikutip dapat dilakukan berdasarkan diagram pohon. Sebaliknya, hal yang tidak tergambarkan dalam diagram pohon boleh dikatakan sebagai informasi yang tidak relevan sehingga tidak perlu dituliskan. Intinya, landasan teori harus berisi rangkuman serta ulasan penulis mengenai informasi yang dikutip dan hanya berisi informasi penting yang benar-benar relevan.
Pengertian dan Fungsi Landasan Teori
Landasan teori biasanya kita temukan saat membaca atau membuat suatu hasil penelitian, seperti makalah dan skripsi. Landasan teori dapat pula disebut tinjauan pustaka atau studi literatur. Namun terkadang, ada yang merasa sulit untuk membuat landasan teori saat akan membuat laporan untuk hasil penelitiannya. Nah, berikut ini sedikit penjelasan tentang landasan teori.
Pengertian Landasan Teori
Landasan teori merupakan sebuah ulasan tertulis atau penjabaran kembali teori-teori yang telah ada tentang suatu hal yang sedang kita teliti dari buku-buku milik sendiri, buku-buku perpustakaan, ataupun tulisan di internet. Pada dasarnya, teori itu mengandung beberapa hal, antara lain asumsi, postulat, tesis, hipotesis, proposisi dan sejumlah konsep.
Teori-teori yang kita ulas dalam landasan teori haruslah berkaitan dengan isi penelitian dan ditulis oleh para pakar di bidangnya. Teori-teori tersebut juga harus saling mendukung dan melengkapi. Oleh karena itu, kita harus dapat memilah dan memilih teori yang ada sehingga akan menjadi tulisan yang baik.
Landasan teori diperlukan dalam menuliskan laporan hasil penelitian sehingga penulisan laporan tersebut memiliki dasar yang kokoh. Dengan adanya landasan teori, hasil penelitian yang kita tuliskan bukan sekadar tulisan yang asal-asalan, melainkan hasil tulisan ilmiah dengan dasar yang tepat.
Fungsi Landasan Teori
Penulisan landasan teori dalam sebuah laporan hasil penelitian tentu ada fungsinya. Fungsi-fungsi tersebut antara lain sebagai berikut.
  • Mengungkapkan penelitian-penelitian yang serupa dengan penelitian yang akan kita lakukan.
  • Membantu memberi gambaran tentang metode dan teknik yang dipakai dalam penelitian yang mempunyai permasalahan serupa dengan penelitian yang akan lakukan.
  • Mengungkapkan sumber-sumber data yang belum kita ketahui sebelumnya.
  • Mengenal peneliti-peneliti lain yang karyanya penting dalam permasalahan yang kita hadapi.
  • Memperlihatkan kedudukan penelitian yang akan kita lakukan dalam sejarah perkembangan dan konteks ilmu pengetahuan atau teori tempat penelitian ini berada.
  • Mengungkapkan ide-ide atau pendekatan-pendekatan yang mungkin belum kita kenal sebelumnya.
  • Membuktikan keaslian penelitian, bahwa penelitian kita berbeda dengan penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya. 
Penulisan Landasan Teori
Dalam menulis landasan teori, terdapat tiga hal yang dapat kita lakukan, yaitu sebelum menulis, saat menulis, dan sesudah menulis.
1. Sebelum Menulis Landasan Teori
Hal utama yang harus dilakukan sebelum menulis landasan teori adalah membaca buku-buku, artikel, atau hasil penelitian lain yang berhubungan dengan penelitian yang sedang kita lakukan. Untuk buku-buku dan hasil penelitian lain kita dapat memanfaatkan perpustakaan, baik perpustakaan kampus atau perpustakaan umum. Selain itu, kita pun dapat membeli buku-buku yang berkaitan dengan penelitian di toko buku. Adapun artikel, kita dapat membacanya melalui internet.
Kita tentu tidak ingin menghabiskan waktu dengan membaca keseluruhan bagian buku. Ada cara yang cepat untuk mendapatkan bagian yang kita perlukan dalam buku untuk digunakan dalam bagian landasan teori. Cara-cara tersebut adalah sebagai berikut.
  • Skimming
Skimming merupakan cara membaca cepat dengan membaca sekilas bagian-bagian dalam bacaan untuk mendapatkan informasi yang kita perlukan. Pada skimming, proses membaca dilakukan secara melompat-lompat dengan melihat pokok-pokok pikiran utama dalam bahan bacaan sambil memahami tema besarnya.
Proses membaca dengan cara skimming kita perlukan untuk mendapatkan gagasan utama atau pendapat orang dalam suatu bahan bacaan. Saat membaca skimming ada beberapa hal yang kita lakukan, antara lain: membaca judul dan subjudul bahan bacaan untuk mencari tahu hal yang sedang dibahas; memperhatikan ilustaris pada bacaan (foto atau gambar, jika ada) untuk mendapatkan informasi lebih jauh tentang hal yang sedang dibahas; membaca bagian awal dan akhir setiap paragraf; mencari kata kunci dari setiap paragraf yang dibaca; dan memikirkan secara menyeluruh tentang bahan bacaan yang telah dibaca
  • Scanning 
Scanning atau memindai adalah cara membaca cepat untuk mendapatkan informasi penting dalam suatu bahan bacaan. Saat membaca dengan proses scanning, kita akan menyapu halaman demi halaman dari bahan bacaan secara merata, sampai mata kita menangkap informasi penting yang kita perlukan. Jadi, kita tidak membaca kata per kata pada bahan bacaan.

Membaca scanning dapat kita lakukan saat membaca kamus, buku telepon, daftar menu di tempat makan, pengumuman di papan pengumuman, dan topik pada daftar isi sebuah buku. Cara membaca scanning antara lain memperhatikan penggunaan urutan, seperti angka, huruf, atau langkah; mencari kata-kata yang dicetak tebal, dicetak miring, digarisbawahi, atau dicetak berbeda dengan bagian teks lainnya; dan mencari kata kunci pada batas paragraf.

Setelah proses membaca selesai dilakukan, kita dapat menuliskan kembali beberapa hasil yang kita perlukan saat penulisan landasan teori. Selain itu, pada saat membaca kita pun dapat menandai bagian yang penting yang akan bermanfaat dalam penulisan landasan teori.
2. Saat Menulis Landasan Teori
Penulisan landasan teori dapat kita lakukan saat kita sudah memahami tentang penelitian yang kita lakukan dan teori-teori yang diperlukan untuk mendukung penelitian kita tersebut. Landasan teori tersebut berisi:
  • Uraian yang menunjukkan landasan teori dari konsep-konsep yang relevan dengan masalah yang sedang dibahas.
  • Uraian mengenai pendapat orang lain yang berkaitan dengan cara mencari jalan keluar dari masalah yang diajukan.
  • Uraian mengenai implementasi kebijakan atau pengalaman-pengalaman yang sudah berhasil diterapkan di tempat lain.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, pada bagian landasan teori kita akan menyebutkan teori-teori yang dikemukakan para ahli yang berkaitan dengan penelitian kita. Dalam hal ini, kita harus berhati-hati agar tidak dicap sebagai plagiat karena salah dalam menuliskan teori yang kita gunakan. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat kita menulis pendapat para ahli dalam landasan teori penelitian, yaitu sebagai berikut.
  • Kutipan Langsung
Untuk kutipan langsung, ada dua cara yang dapat dilakukan. Pertama, kutipan yang isinya tidak lebih dari tiga baris atau tidak lebih dari 40 kata dapat ditempatkan langsung pada paragraf, jarak antara baris dengan baris adalah dua spasi, diapit dengan tanda tanda kutip, dan tidak lupa menuliskan nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
Contoh:
Supaya tulisan kita mudah dipahami orang lain, maka kita hendaknya membuat kalimat yang efektif. Yang dimaksud dengan kalimat efektif itu yang bagaimana? “Kalimat efektif adalah kalimat yang dengan sadar atau sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik.” (Parera,1988:42). Dengan demikian....

Kedua, kutipan yang isinya lebih dari tiga baris atau 40 kata biasanya dipisahkan pada paragraf yang berbeda dengan dari teks dengan jarak 2,5 spasi, jarak antarabaris pada kutipan adalah 1 spasi, dapat diapit oleh tanda kutip (tidak juga tidak apa-apa), tidak lupa menuliskan nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu, dan seluruh kutipan dimasukkan ke dalam 5-7 ketikan.
Contoh:
Mangkunegara (2009, 86) memberikan penjelasan benefit yang lugas pada uraian berikut ini.
Program benefit bertujuan untuk memperkecil turnover, meningkatkan modal kerja, dan meningkatkan keamanan. Adapaun kriteria program benefit adalah biaya, kemampuan membayar, kebutuhan, kekuatan kerja, tanggung jawab, sosial, reaksi kekuatan kerja, dan relasi umum.
Sedangkan program pelayanan adalah laporan tahunan untuk pegawai, adanya tim olah raga, kamar tamu pegawai, kafetaria pegawai, surat kabar perusahaan, toko perusahaan, discount (potongan harga) produk perusahaan, bantuan hukum, fasilitas ruing baca dan perpustakaan, pemberian makan siang, adanya fasilitas medis, dokter perusahaan, tempat parkir, ada program rekreasi atau darmawisata.
  • Kutipan Tak Langsung
Kutipan tidak langsung umumnya lebih bervariasi, bergantung kepada gaya bahasa penulis. Setiap penulis mempunyai cara sendiri-sendiri mengungkapkan kembali ide atau konsep orang lain di dalam tulisannya. Kutipan tidak langsung tidak perlu disertai dengan halaman buku sumber, cukup dengan mencantumkan nama penulis yang diikuti dengan tahun terbitan buku sumber.
Contoh: :
Tolla (1996) mengemukakan bahwa metode CBSA dalam pengajaran perlu dibedakan dengan metode CBSA  dalam bidang studi yang lain kerena pengajaran bahasa mempunyai karakteristik khusus yang berbeda dengan bidang studi yang lain.
3. Setelah Menulis Landasan Teori
Hal yang tidak boleh terlupakan setelah menulis bagian landasan teori adalah membaca kembali hasil tulisan kita. Hal tersebut tentu akan memberikan manfaat tersendiri karena kita akan dapat mengetahui bahwa tulisan yang kita buat sudah sesuai dengan yang kita harapkan atau tidak.



No comments:

Post a Comment