Setiap muslim diperintahkan untuk sebanyak mungkin berdzikir kepada Allah swt dalam segala keadaan, baik ketika berdiri, duduk maupun berbaring. Sebagaimana kita ketahui, dzikir merupakan salah satu ibadah yang dapat mendekatkan seorang hamba kepada Allah dengan cepat. Sayangnya saat dimana seseorang seharusnya lebih banyak berdzikir, mereka justru lalai dan tenggelam dalam kenikmatan duniawi. Di hadapan jenazah, di pekuburan, di masjid, saat ini yang seringkali terdengar hanyalah pembicaraan yang berkaitan dengan hal hal yang bersifat keduniawian disertai ucapan - ucapan yang tidak bermanfaat, bahkan kebanyakan orang tidak dapat memetika pelajaran dari sesosok jenazah yang telah terbujur kaku di hadapannya. Mereka justru malah memperbincangkan urusan duniawi dan tidak berdzikir kepada Allah serta tidak pula membaa AlQUran. Sesungguhnya benar kiranya Rasulullah saw yang telah bersabda :
Kelak di akhir zaman akan muncul manusia-manusia yang mendatangi masjid-masjid dan duduk disana secara berkelompok-kelompok. Perbincangan mereka hanyalah dunia dan kecintaan kepada dunia. Janganlah kalian duduk bersama merekan, karena Allah tidak membutuhkan mereka.1
Menyaksikan hal ini, maka para ulama terdahulu segera menyusun sebuah sistem dakwah yang luar biasa, santun namun tepat sasaran. Agar para petakziah tak duduk diam tanpa arti maupun berbicara yang tiada bermanfaat, mengucapkan kalimat yang tidak berpahala, maka merekapun menyelenggarakan tahlilan. Di saat seperti itulah mereka mengajak umat Islam untuk berdzikir kepada Allah dengan membaca AlQuran, tahlil, tasbih, tahmid, shalawat dan berbagai bentuk dzikir lainnya Dengan demikian, tahlilan sebenarnya adalah merupakan salah satu bentuk sebuah majelis dzikir dan majelis ilmu. Ia merupakan salah satu taman surga yang dimaksud oleh baginda Muhammad saw dalam sabdanya berikut :
Jika kalian melewati taman-taman surga, maka singgahlah disana.” Para Sahabat bertanya, “Apakah taman surga itu, wahai Rasulullah?” Jawab beliau, “Halaqah-halaqah(majelis-majelis) dzikir.” (HR at-Tirmidzi).
Duhai umat manusia, sesungguhnya Allah memiliki malaikat-malaikat yang bertugas berkeliling. Mereka berhenti dan singgah di majelis-majelis dzikir yang ada di muka bumi. Oleh karena itu, merumputlah di taman-taman surga." Para Sahabat bertanya, "Dimanakah taman-taman surga itu ?" Beliau menjawab, "Majelis-majelis dzikir. Oleh karena itu, pergilah di pagi dan sore hari dalam dzikrullah." (Al-Hakim dan Bazzar)
Dalam hadits panjang yang diriwayatkan Imam Muslim, ketika para malaikat yang bertugas mencari majelis dzikir kembali kepada Allah dan ditnya oleh Allah, "Dari manakah kalian?" Maka para malaikat menjawab :
Kami datang dari sisi hamba-hambaMu yang terdapat di bumi. Mereka bertasbih, bertakbir, bertahlil, memuliakanMu, dan memohon ampun kepadaMu. " (HR Muslim)
Kumpulan orang orang yang bertasbih, bertakbir, bertahlil inilah yang dicari dan didatangi oleh para malaikat. Suasana dzikir sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa hadits di atas, merupakan suasana yang akan kita temukan di dalam majelis tahlilan. Sayangnya, kemudian ada segelintir orang yang tidak suka dengan upaya menghidupkan sunah Rasululah saw dan para sahabat ini. Dengan berbagai cara dan menggunakan bermacam dalil, mereka berusaha mengelabui umat Islam dan menyatakan bahwa Rasulullah saw tidak pernah mengajarkan umatnya untuk mendoakan orang orang yang sudah meninggal dunia dan tahlilan adalah sebuah bid'ah yang sesat dan menyesatkan. Tentunya semua tuduhan tersebut adalah tidak benar dan hanya berdasarkan prasangka belaka.
1. Lihat Abu 'Abdillah Muhammad bin Ahmad Al-Anshari Al-Qurthubi, Al Jami'u Li Ahkamil Quran, juz 12, Darul Ihyait Turatsil, hal 277
Sumber :
http://kyaijawab.com/index.php/post/218/Tahlilan+Adalah+Sebuah+Majelis+Dzikir
Kelak di akhir zaman akan muncul manusia-manusia yang mendatangi masjid-masjid dan duduk disana secara berkelompok-kelompok. Perbincangan mereka hanyalah dunia dan kecintaan kepada dunia. Janganlah kalian duduk bersama merekan, karena Allah tidak membutuhkan mereka.1
Menyaksikan hal ini, maka para ulama terdahulu segera menyusun sebuah sistem dakwah yang luar biasa, santun namun tepat sasaran. Agar para petakziah tak duduk diam tanpa arti maupun berbicara yang tiada bermanfaat, mengucapkan kalimat yang tidak berpahala, maka merekapun menyelenggarakan tahlilan. Di saat seperti itulah mereka mengajak umat Islam untuk berdzikir kepada Allah dengan membaca AlQuran, tahlil, tasbih, tahmid, shalawat dan berbagai bentuk dzikir lainnya Dengan demikian, tahlilan sebenarnya adalah merupakan salah satu bentuk sebuah majelis dzikir dan majelis ilmu. Ia merupakan salah satu taman surga yang dimaksud oleh baginda Muhammad saw dalam sabdanya berikut :
Jika kalian melewati taman-taman surga, maka singgahlah disana.” Para Sahabat bertanya, “Apakah taman surga itu, wahai Rasulullah?” Jawab beliau, “Halaqah-halaqah(majelis-majelis) dzikir.” (HR at-Tirmidzi).
Duhai umat manusia, sesungguhnya Allah memiliki malaikat-malaikat yang bertugas berkeliling. Mereka berhenti dan singgah di majelis-majelis dzikir yang ada di muka bumi. Oleh karena itu, merumputlah di taman-taman surga." Para Sahabat bertanya, "Dimanakah taman-taman surga itu ?" Beliau menjawab, "Majelis-majelis dzikir. Oleh karena itu, pergilah di pagi dan sore hari dalam dzikrullah." (Al-Hakim dan Bazzar)
Dalam hadits panjang yang diriwayatkan Imam Muslim, ketika para malaikat yang bertugas mencari majelis dzikir kembali kepada Allah dan ditnya oleh Allah, "Dari manakah kalian?" Maka para malaikat menjawab :
Kami datang dari sisi hamba-hambaMu yang terdapat di bumi. Mereka bertasbih, bertakbir, bertahlil, memuliakanMu, dan memohon ampun kepadaMu. " (HR Muslim)
Kumpulan orang orang yang bertasbih, bertakbir, bertahlil inilah yang dicari dan didatangi oleh para malaikat. Suasana dzikir sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa hadits di atas, merupakan suasana yang akan kita temukan di dalam majelis tahlilan. Sayangnya, kemudian ada segelintir orang yang tidak suka dengan upaya menghidupkan sunah Rasululah saw dan para sahabat ini. Dengan berbagai cara dan menggunakan bermacam dalil, mereka berusaha mengelabui umat Islam dan menyatakan bahwa Rasulullah saw tidak pernah mengajarkan umatnya untuk mendoakan orang orang yang sudah meninggal dunia dan tahlilan adalah sebuah bid'ah yang sesat dan menyesatkan. Tentunya semua tuduhan tersebut adalah tidak benar dan hanya berdasarkan prasangka belaka.
1. Lihat Abu 'Abdillah Muhammad bin Ahmad Al-Anshari Al-Qurthubi, Al Jami'u Li Ahkamil Quran, juz 12, Darul Ihyait Turatsil, hal 277
Sumber :
http://kyaijawab.com/index.php/post/218/Tahlilan+Adalah+Sebuah+Majelis+Dzikir
No comments:
Post a Comment